17/12/11

ASKEP KATARAK

BAB I

TINJAUAN TEORITIS PENYAKIT KATARAK



A.   Definisi

Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjala progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai.

B.   Klasifikasi

      Katarak Kongenital         : Katarak yag sudah terlihat pada usia di bawah

                                            1 tahun

      Katarak Juvenil              : Katarak yang terjadi sesudah usia 2 tahun

      Katarak Senil                 : Katarak setelah usia 50 tahun

      Katarak Trauma             : Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

C.   Etiologi

      a. Usia lanjut

      b. Kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin

      c. Trauma mata tajam/tumpul

      d. Kelaian sistematik metabolik

      e. Terapi kortikosteroid

      f.  Pemajanan radiasi, sinar UV
D. Patofisiologi
Sinar radiasi, VVB, alkohol, merokok, diabetes,
penuaan, asupan vit antioksidan yang berkurang dalam jangka waktu lama

Perubahan fisik dan kimia

Koagulasi dan hilangnya transparansi

Kabur pandangan

Menghambat jalannya cahaya ke retina 
Katarak
e.   Manifestasi Klinis
      Katarak didiagnosa dengan gejala subjektif, biasanya klie melaporkan ketajaman dan   silau. Temuan objektif meliputi penyembuhan seperti mukosa keabuan pada pupil            sehingga retina tidak akan tampak dengan oftalmoskop pupil yang normalnya akan                   tampak kekuningan, abu-abu atau putih.
F.   Penatalaksanaan
      Pembedahan dengan 2 macam teknik pembedahan
      1. Teknik ekstraksi intrakapsuler
      2. Teknik ekstraksi ekstrakapsuler
      Teknik yang sering dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsuler dimana isi lensa  dikeluarkan melalui pemecahan/perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut.
G.   Pencegahan
      Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit C,  vit A, dan vit E.

H.    Pengobatan
      Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan, yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca   operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
      Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyakit seperti glaukoma atau uveitis.
      Teknik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga   korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan teknik ini dapat timbul penyakit katarak sekunder. Dengan teknik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul          dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, katarak  imatur, yang masih memiliki zona zinn. Dapat pula dilakukan teknik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi      nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.
I.   Evaluasi Diagnostik
      -   Kemoterapi
      -   Pemeriksaan lampu slit
      -   Oftalmoskopis
      -   A-scan ultrasound
      -   Perhitungan selendotel untuk fakoemulsifikasi dan implantasi
J.   Komplikasi
      -   Kerusakan endotel kornea
      -   Sumbatan pupil
      -   Glaukoma
      -   Perdarahan
      -   Fistula luka operasi
      -   Edema macula sistoid
      -   Pelepasan koroid
      -   Eveitis
      -   Endoptalmitis



BAB II



STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN DENGAN



PENYAKIT KATARAK
A.   Pengkajian
      1.   Anamnesa
            a. Identitas klien
            b. Identitas penanggung jawab
    
2.   Keluhan Utama
            Klien mengeluh bahwa penglihatannya kabur.
      3.   Riwayat Penyakit Sekarang
            Klien menderita katarak.
      4.   Riwayat Penyakit Dahulu
            Klien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit hipertensi.
      5.   Riwayat Penyakit Keluarga
            Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan klien.
      6.   Riwayat Pengobatan
            Dirawat di RRI Penyakit Dalam RS Ibnu Sutowo dengan keluhan hipertensi.
      7.   Pola Kebiasaan
            a. Pola pemeliharaan kesehatan
                Seluruh kebutuhan kesehatan klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
           

            b. Pola aktivitas
                Dalam aktivitas, klien dibantu oleh keluarganya. Skala aktivitas : ketidakmampuan                                  melihat dengan jelas.
            c. Pola nutrisi
                Klien mendapatkan diet NBTKTP (Nasi Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein).
                Klien menghabiskan makanan yang diberikan.
            d. Pola istirahat dan tidur
                Klien mengalami insomnia.
            e. Pola eliminasi
                Tidak ada gangguan dalam pola eleminasi.
            f.  Pola psikososial
                Hubungan dengan keluarga kurang harmonis.

B.   Pemeriksaan Fisik
      1.   Keadaan Umum Klien
            Kesadaran   : Klien sadar
            Vital sign     :
            TD      : 170/100 mmHg
            Pols    : 90 x/mnt
            RR      : 20 x/mnt
            Temp  : 36,4 0C
      2.   Pemeriksaan Sistematis (Head to Toe)
            Kepala        : Kulit kepala   : Tidak terdapat lesi
                                Rambut         : Warna dan tekstur normal
            Mata           : Konjungtiva    : Kering
                                Kondisi mata : Kedua mata berwarna putih pada bagian kornea
            Bibir            : Mukosa         : Lembab
                                Kebersihan    : Baik
            Thoraks       : Normal
            Abdomen    : Normal
            Kulit            : Warna           : Normal
                                Turgor           : Baik
                                Integritas       : Baik           
            Ekstremitas : Atas             : Normal
                                Bawah          : Normal
D.  Analisis Data
 
NO
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
1
Ds   :  Klien mengatakan takut
           karena matanya akan            dioperasi
Do   :  Klien tampak cemas
Sinar radiasi, alkohol, diabetes, penuaan

Perubahan fisik dan kimia

Koagulasi dan hilangnya transparansi

Menghambat jalannya cahaya ke retina

Kabur pandangan

Katarak

Perubahan ketajaman penglihatan

Ansietas
Ansietas
2
Ds   :  -
Do   :  Dalam beraktivitas,
           klien dituntun oleh               keluarganya
Sinar radiasi, alkohol, diabetes, penuaan

Perubahan fisik dan kimia

Koagulasi dan hilangnya transparansi
 

Menghambat jalannya cahaya ke retina
 

Kabur pandangan


 

Katarak

Perubahan ketajaman penglihatan
 

Resiko terhadap cedera
Resiko terhadap cedera
3
Ds   :  Klien mengatakan tidak
           tahu mengenai tanda            dan gejala bila terjadi            komplikasi
Do   :  -
Sinar radiasi, alkohol, diabetes, penuaan

Perubahan fisik dan kimia


 

Koagulasi dan hilangnya transparansi
 

Menghambat jalannya cahaya ke retina

Kabur pandangan


 

Katarak

Kerusakan penglihatan


 

Potensial terhadap kurangnya perawatan
Potensial terhadap kurangnya perawatan
NURSE CARE PLAN
DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
RENCANA TINDAKAN
Ds  : Klien
mengatakan takut karena matanya akan dioperasi
Do  : Klien tampak cemas
Ansietas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak merasa cemas lagi
- Jelaskan pada klien tentang tindakan operasi yang akan dilakukan

- Ajarkan keluarga untuk memberi semangat atau motivasi
- Dorong klien untuk mengatasi masalah dan untuk mengespresikan perasaannya
Ds  : -
Do  : Dalam beraktivitas, klien dituntun oleh keluarganya
Resiko terhadap cidera berhubungan dengan gangguan penglihatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak mengalami cidera
- Bantu klien untuk mampu melakukan ambulasi

- Bantu klien menata lingkungan


- Orientasikan klien pada ruangan

- Bahas perlunya penggunaan kacamata bila diperintahkan
Ds  : Klien mengatakan tidak tahu mengenai tanda dan gejala bila terjadi komplikasi
Do  : -
Potensial terhadap kurangnya perawatan berhubungan dengan kerusakan penglihatan
Klien mampu mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri
- Berikan instruksi kepada klien atau orang terdekat mengenai yanda dan gejala komplikasi yang harus dlaporkan segera kepada dokter
- Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk klien dan orang yang berarti mengenai teknik yang benar memberikan obat. Diskusikan indikasi penggunaan obat begitu pula respon normal dan abnormalnya. Sarankan metode identifikasi wadah (tutup merah, label hijau)
- Evaluasi perlunya bantuan setelah pemulangan. Yakinkan tersedianya bantuan dari orang terdekat atau merancang untuk rujukan yang perlu

- Ajari klien dan keluarga teknik panduan penglihatan