24/03/12

ASKEP KERATITIS

TINJAUAN TEORITIS
KERATITIS


A.      Pengertian
Keratitis adalah peradangan pada kornea (Kapita Selekta Kedokteran jilid I)

B.      Etiologi
Keratitis disebabkan oleh bakteri, jamur dan proses peradangan.

C.      Anatomi dan fisiologi
Anatomi
Fisiologis
Mata adalah organ indra yang kompleks, terdapat reseptor cahaya yang disebut fitoreseptor. Fungsi mata adalah sebagai indra penglihat, saraf yang mengendalikan pergerakan bola mata adalah saraf optikus. Mata yang normal adalah mata yang dapat memfokuskan sinar-sinar sejajar yang masuk ke mata sehingga tepat ke retina (bintik kuning) mata.

D.      Patofisiologi
Masuknya bakteri, jamur, virus pada kornea


 

Infeksi


 

Proses peradangan


 

Keratitis
E.      Manifestasi klinis
-          Mata merah
-          Silau
-          Merasa kelilipan
-          Gangguan kornea

F.      Macam-macam keratitis
  1. Keratitis pungtata
Adalah keratitis yang terkumpul pada daerah membrane bowma dengan infiltrate berbentuk halus, penyebabnya adalah herpes simplek, herpes zoster, blefaritis.
  1. Keratitis Marginal
Adalah infiltrate yang tertimbun pada tepi karena sejajar dengan imbus, penderita akan mengeluh sakit seperti kelilipan.
  1. Keratitis laterstisral
Ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam, pada keratitis interstesial, akibat luas congenital, didapat neovaskulerisasi dalam yang terlihat pada usia 5-20 tahun pada 80% pasien luas. Dapat terjadi akibat alergi atau infeksispiraket kedalam storms kornea dan akibat tuberculosis.
  1. Keratitis Bacterial
Penyebabnya adalah strehylococus, pseudomonas dan enterobal teracas, pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bacterial dini, biasanya pengobatan dengan dasar berikut.
Gram (-)                                                                        gram (+)
Biasanya pengobatan diberikan tiap 1 jam                        Basibrasin
Siklopegik diberikan untuk istirahat mata
  1. Keratitis Jamur
Biasanya dimulai dengan suatu rudapaksa pada kornea oleh ranting-ranting pohon, daun dan bagian-bagian tumbuh-tumbuhan. Keluhan timbul setelah 5 hari rudapan atau 3 minggu kemudian adalah :
1.       Pasien akan mengeluh sakit mata hebat
2.       Berair
3.       silau
  1. Keratitis Virus
Disebabkan oleh herpes simpleks dan herpes zoster, pengobatanya adalah :
1)       Idu merupakan obat antiviral yang murah, bersifat tak stabil.
2)       Vidorabir sama dengan idu tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep.
3)       Trifivurotimidin (tft) diberikan tiap 4 jam.

  1. Keratitis disinformis
Keratitis membentuk kerutan infiltrate yang bulat atau lonjong dalam kornea.
  1. Keratokonjungtivirus epidemic
Akibat reaksi peradangan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8, umumnya pasien demam, nyeri, pengobatan dengan memberikan kompres dingin dan diberikan steroid tetes mata 3-4 kali sehari.
  1. Keratitis Numularis
Biasanya ditemukan infiltrate yang bundar berkelompok dan tepinya berbatas, sehingga memberikan gambaran.
  1. Keratitis Felamentosa
Karena adanya filament mukoid dan deskuamasi secara epitel pada permukaan kornea. Pengobatan dengan larutan hipertonik NaCl 5% airmata hipertonik.
  1. Keratitis alergi
Keratokonjungtivitas klien.
  1. Keratitis Neuropalitik
Adalah keratitis akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak sensitive disertai kekeringan kornea, gangguan dapat terjadi akibat herpes zoster, tumor fosa posterior kronium, pasien akan mengeluh :
-          Tajam penglihatan menurun, silau dan nyeri
-          Mata akan memberikan gejala jarang berkedip karena hilangnya refleks berkedip.
  1. Keratitis Sklerotika
Kekeruhan berbentuk segitiga pada kornea yang menyertai radang sclera atau skleretis, pengobatan dapat diberikan steroid dan akan memberikan prognosis baik.

G.     Penatalaksanaan
Pemberian antibiotic, air mata buatan dan siklpegik. Pada keratitis bacterial, dapat diberikan gentamisin 15 mg/ml, tobramisin 5 mg/l atau sefuroksim 50 mg/l. untuk hari-hari pertamadiberikan setiap ½ jam kemudian diturunkan menjadi setiap jam sampai 2 jam bila membaik. Ganti obatnya bila resister atau terlihat membaik perlu diberikan siklopegik untuk menghindari terbentuknya sinekia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme similar.
Pada keratitis jamur sebagian tetapi awal diberikan ekonazol 1% yang berspektrum luas.




H.      Pemeriksaan diagnostik
1.       Kartu nama/snella telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan).
2.       Pengukuran tonograf, mengkaji T10, norma 15-20 mmHg.
3.       Pemeriksaan oftalmoskopi
4.       Pemeriksaan darah lengkap, LED




STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN KERATITIS


A.      Pengkajian
  1. Anamnesis
a.       Identitas pasien
b.       Identitas penanggung
  1. Keluhan utama
Dilihat dari tanda dan gejala penyakit.

  1. Riwayat penyakit sekarang
P          : penyebab
Q          : qualitas
R          : Daerah yang dirasa nyeri
S          : Skala nyeri
T          : waktu
  1. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita yang mungkin menyebabkan timbulnya penyakit sekarang.
  1. Riwayat penyakit keluarga
  2. Pola kebiasaan
-          Pola pemeliharaan
-          Pola latihan aktivitas
-          Pola nutrisi
-          Pola istirahat dan tidur
-          Pola eliminasi
-          Pola spiritual, social dan konsep diri

B.      Pemeriksaan fisik
  1. Keadaan umum pasien
  2. kesadaran
  3. vital sign
  4. inspeksi secara umum dan khusus pada mata

C.      Pemeriksaan diagnostic
Tes fungsi mata
-          Pemeriksaan tajam penglihatan
-          Pemeriksaan kelainan refraksi
-          Pemeriksaan lapang pandang
-          Pemeriksaan presbiopsi

Diagnosa dan intervensi
1.       Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan kerusakan sensori
Tujuan
Pasien tidak lagi merasa cemas
Kriteria hasil           
1)       Pasien merasa lebih tenang
2)       Pasien tidak takut lagi

Intervensi
-          Kaji derajat dan durasi gangguan visual
-          Orientasikan pasien pada lingkungan baru
-          Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari dalam perawatan pasien.
-          Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.

2.       Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan
Tujuan
Pasien mampu menghindari risiko cidera
Kriteria hasil           
Pasien tidak mengalami cidera         

Intervensi
-          Bantu pasien untuk melakukan ambulasi
-          Orientasikan pasien pada ruangan
-          Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kacamata bila diperlukan.
-          Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma
-          Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata.

3.       Nyeri yang berhubungan dnegan trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah atau pemberian tetes mata dilator.
Tujuan
Pasien tidak lagi merasa nyeri.
Keriteria hasil
1)       Pasien tidak mengeluh nyeri lagi
2)       Pasien tidak merasa nyeri lagi

Intervensi
-          Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep
-          Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul
-          Kurangi tingkat pencahayaan
-          Dorong penggunaan kacamata hitam pada cahaya kuat.

4.       Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.
Tujuan
Pasien mampu melakukan perawatan diri
Kriteria hasil
1)       Pasien mengalami instruksi yang diberikan
2)       Pasien bisa melakukan perawatan diri

Intervensi
-          Beri instruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala, komplikasi yang harus segera dilaporkan pada dokter.
-          Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berarti mengenai teknik yang benar dalam memberikan obat.
-          Evaluasi perlunya bantuan setelah pemulangan
-          Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.

5.       Perubahan persepsi sensori : visual berhubungan dengan kerusakan penglihatan
Tujuan
Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan.
Kriteria hasil
1)       Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan penglihatan
2)       Menggunaan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat.

Intervensi
-          Perkenalkan pasien dengan lingkunganya
-          Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera lainnya yang tidak mengalami gangguan.
-          Kunjungi dengan sering untuk menentukan kebutuhan dan menghilangkan ansietas.
-          Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas
-          Kurangi bising dan berikan istirahat yang seimbang

6.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses penyakit.
Tujuan
Pasien memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya
Kriteria hasil
1)       Pasien memahami instruksi pengobatan
2)       Pasien memverbalisasikan gejala-gejala untuk dilaporkan

Intervensi
-          Beritahu pasien tentang penyakitnya
-          Ajarkan perawatan diri selama sakit
-          Ajarkan prosedur penetesan obat tetes mata dan penggantian balutan pada pasien dan keluarga.
-          Diskusikan gejala-gejala terjadinya kenaikan TIO dan gangguan penglihatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar